Itulah cuaca Jogjakarta di hari pertama tahun 2012.
Mudah-mudahan malamnya gak hujan batu atau hujan es.
Berbagai acara dan kegiatan dilakukan oleh orang-orang di seluruh belahan dunia untuk merayakan malam pergantian tahun baru yang katanya, moment ini cuma terjadi setahun sekali dan sayang kalo dilewatkan begitu aja. Mulai dari acara yang cuma menghambur-hamburkan uang doang seperti menyalakan kembang api dan petasan, niup terompet, pesta minuman dan musik di beberapa sudut kota. Intinya, mereka saling berlomba untuk membuat kebisingan tepat pada pukul 00.00. Hingga melakukan kegiatan amal, seperti berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu, fakir miskin, dan anak jalanan.
Tapi seberapa banyak dari kita yang merayakannya dengan melakukan kegiatan sosial?
Sedikit sekali, bahkan sangat sedikit sepertinya.
Lebih banyak menemukan orang-orang yang menghambur-hambukan uang dibanding orang-orang tulus membagi sedikit kebahagiaan dengan kaum yang kurang beruntung.
Buat gue, orang-orang yang berbagi kebahagiaan dengan kaum papa itu adalah orang-orang yang tulus.
Tapi jangan salah, orang-orang yang semalam menyalakan kembang api dan petasan juga merupakan orang yang tulus.
Kita gak tau (dan gak peduli) siapa orang yang membeli dan menyalakan kembang api yang semalam bergantian menyala indah menghiasi langit itu. Kita gak tau (dan gak peduli) siapa orang yang menyalakan berbagai macam jenis petasan yang semalam silih berganti meramaikan pergantian tahun itu.
Yang kita tau, kembang api dan petasan yang seakan-akan menjadi sesajen wajib di malam pergantian tahun baru itu benar-benar mempesona semua orang. Siapapun yang masih terbangun pada pukul 00.00 semalam, pasti akan menengadahkan kepalanya dan melihat ke langit. Tertegun dengan mata berbinar-binar karena cahaya kerlap-kerlip kembang api dan mengucapkan kalimat syukur.
Walau gak ikut iuran beli kembang api dan petasan, tapi tetap bisa ikut merasakan kebahagiannya.
Walau sebentar, tapi perasaan takjub dan bahagia itu pasti tetap ada.
Itulah yang disebut dengan "berbagi kebahagiaan".
Sekarang jadi tau kan bahwa mereka ternyata juga orang yang tulus? :)
Tapi satu hal yang pasti,
pesta perayaan semalam menyisakan sebuah permasalahan : SAMPAH.!!
sabar ya pak, masyarakat kita emang masih jahiliyah kalo masalah sampah. Hikss :'(
Yak sampah!
Jakarta dan Bandung merupakan contoh dari kota-kota di Indonesia yang berubah menjadi lautan sampah setelah malam perayaan tahun baru.
Sama seperti pesta tahun baru di tahun-tahun sebelumnya.
Bukti bahwa masyarakat kita masih cuek dan gak bertanggung jawab dengan sampah yang mereka hasilkan sendiri.
Yaa.. semoga aja di tahun 2012 ini kita jadi sadar dan peduli akan pentingnya rasa tanggung jawab terhadap sampah.
Kalo bukan kita yang peduli, mau siapa lagi?
Eniwei, tahun baru juga berarti moment yang tepat untuk membuat resolusi baru.
Berbagai macam target dicanangkan di awal tahun.
Berbagai macam rencana ini-itu dibuat di awal tahun.
Semoga bisa terealisasikan di tahun ini.
Kalo gak terealisasi di tahun ini yaa semoga terealisasi di tahun depan.
Kalo tahun depan gak terealisasi juga yaa semoga bisa terealisasi di tahun depannya lagi. :p
Masih ingatkah teman-teman dengan resolusi yang kalian buat di awal tahun baru 2011 dulu?
Lalu, apakah sudah terealisasi semua? :)
Mari dijadikan sebagai evaluasi dan refleksi diri agar kita tidak kembali terjatuh di lubang yang sama di tahun 2012 ini.
Akhir kata, gue juga mau mengucapkan:
Semangat Tahun Baru 2012.!!
Dan semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya :)
Gue gak percaya ramalan 2012 akan terjadi kiamat! Kecuali Allah mengizinkannya
muhasabah hari ini untuk esok yang lebih baik...!!
BalasHapusSemangat !
Semangat!! :D
Hapus*kencengin iket kepala*
Wah tinggal di Jogja ya rupanya ^^
BalasHapusSalam kenal :)
iya mbak.
Hapusorang jogja hehe :)
pastinya semua berharap tahun ini lebih baik daripada tahun kemarin...
BalasHapuspasti mas.
Hapuspasti :)