Kamis, 02 September 2010

Isi Pidato Presiden SBY Tadi Malam

Seperti yang sudah kita ketahui semua, bahwa negara kita tercinta, Indonesia Raya, saat ini memiliki hubungan diplomatik yang "kurang enak" dengan negara tetangga kita. Hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab yang muncul akhir-akhir ini. Apa musti saya sebutkan disini.?? Kita semua juga sudah mengetahuinya bukan?

Nah, menyikapi dari hal tersebut, presiden kita Pak Susilo Bambany Yudhoyono akhirnya setelah ditunggu-tunggu oleh masyarakat kita bagaimana reaksinya, akhirnya berpidato menanggapi ketegangan hubungan antara kedua negara tersebut.

Setelah saya searching kesana-kemari, akhirnya dapet juga isi pidato beliau.
Kurang lebihnya seperti ini.




***

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,

Malam ini, saya ingin memberikan penjelasan kepada rakyat Indonesia mengenai hubungan Indonesia – Malaysia. Marilah kita mengawalinya dengan melihat perkembangan dan dinamika hubungan kedua negara, salah satu hubungan bilateral Indonesia yang paling penting.

Hubungan Indonesia dan Malaysia memiliki cakupan yang luas, yang semuanya berkaitan dengan kepentingan nasional, kepentingan rakyat kita.

Pertama, Indonesia dan Malaysia mempunyai hubungan sejarah, budaya dan kekerabatan yang sangat erat - dan mungkin yang paling erat dibanding negara-negara lain, dan sudah terjalin selama ratusan tahun. Kita mempunyai tanggung jawab sejarah, untuk memelihara dan melanjutkan tali persaudaraan ini.

Kedua, hubungan Indonesia dan Malaysia adalah pilar penting dalam keluarga besar ASEAN. ASEAN bisa tumbuh pesat selama empat dekade terakhir ini, antara lain karena kokohnya pondasi hubungan bilateral Indonesia - Malaysia.

Ketiga, ada sekitar (2) juta saudara-saudara kita yang bekerja di Malaysia – di perusahaan, di pertanian, dan di berbagai lapangan pekerjaan. Ini adalah jumlah tenaga kerja Indonesia yang terbesar di luar negeri. Tentu saja keberadaan tenaga kerja Indonesia di Malaysia membawa keuntungan bersama, baik bagi Indonesia maupun Malaysia.

Sementara itu, sekitar 13,000 pelajar dan mahasiswa Indonesia belajar di Malaysia, dan 6,000 mahasiswa Malaysia belajar di Indonesia. Ini merupakan asset bangsa yang harus terus kita bina bersama, dan juga modal kemitraan di masa depan.

Wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia adalah ketiga terbesar dengan jumlah 1,18 juta orang, dari total 6,3 juta wisatawan mancanegara.

Investasi Malaysia di Indonesia 5 tahun terakhir (2005-2009) adalah 285 proyek investasi, berjumlah US$ 1.2 miliar, dan investasi Indonesia di Malaysia berjumlah US$ 534 juta. Jumlah perdagangan kedua negara telah mencapai US$ 11,4 Miliar pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan ekonomi Indonesia – Malaysia sungguh kuat.

Namun, hubungan yang khusus ini juga sangat kompleks. Hubungan ini tidak bebas dari masalah dan tantangan. Ada semacam dalil diplomasi, bahwa semakin dekat dan erat hubungan dua negara, semakin banyak masalah yang dihadapi.

Contoh masalah dan tantangan yang kita hadapi adalah menyangkut tenaga –kerja Indonesia di Malaysia. Kita tahu bahwa keberadaan 2 juta tenaga kerja Indonesia di Malaysia, disamping memberikan manfaat bersama, juga memunculkan kasus-kasus di lapangan yang harus terus kita kelola. Oleh karena itulah, sejak awal, saya berupaya keras untuk memperjuangkan hak-hak Tenaga Kerja Indonesia, antara lain menyangkut gaji dan waktu libur; memberikan perlindungan hukum, dan mendirikan sekolah bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia.

Dalam kunjungan saya yang terakhir ke Malaysia, kita telah berhasil mencapai kesepakatan, mengenai pemberian dan perlindungan Hak bagi tenaga kerja kita di Malaysia.

Berkaitan dengan permasalahan hukum yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia di Malaysia, pemerintah aktif melakukan langkah-langkah pendampingan dan advokasi hukum, untuk memastikan saudara-saudara kita mendapatkan keadilan yang sebenar-benarnya.

Selain masalah TKI dan perlindungan WNI, kita juga kerap menjumpai masalah yang terkait dengan perbatasan kedua negara. Masalah ini memerlukan pengelolaan yang serius dari kedua belah pihak.
Karena itulah, menyadari kepentingan bersama ini, saya dan Perdana Menteri Malaysia sering berkomunikasi secara langsung, di samping forum konsultasi tahunan yang kami lakukan, untuk memastikan bahwa isu-isu bilateral ini dapat kita kelola dan carikan jalan keluarnya dengan baik.

Saudara-saudara sekalian,

Akhir-akhir ini, hubungan Indonesia Malaysia kembali diuji dengan terjadinya insiden di seputar perairan Pulau Bintan pada tanggal 13 Agustus 2010 yang lalu. Berhubung insiden ini menjadikan perhatian yang luas dari kalangan masyarakat Indonesia, pada kesempatan ini, saya ingin memberikan penjelasan tentang duduk persoalan yang sesungguhnya, dan langkah-langkah tindakan yang diambil oleh pemerintah kita.

Sejak saya menerima laporan mengenai insiden ini tanggal 14 Agustus 2010 pagi, saya langsung memberikan berbagai instruksi. Pertama, saya minta agar ketiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Kedua, saya juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut.

Segera setelah itu, Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Terhadap insiden ini, kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera di selesaikan secara tuntas, dengan mengutamakan langkah-langkah diplomasi. Saya ingin mengatakan bahwa sejak terjadinya kasus ini pemerintah telah bertindak. Sistempun telah bekerja.


Dalam kaitan ini, saya telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Malaysia, yang intinya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya insiden tersebut. Saya juga mendorong agar proses perundingan batas maritim dapat dipercepat dan dituntaskan. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta untuk menyampaikan nota protes.

Menteri Luar Negeri juga telah melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri Malaysia. Dalam perkembangannya, alhamdulillah, ke-3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan itu kini telah kembali ke tanah air.

Berkaitan dengan ketiga petugas KKP tersebut, Pemerintah Indonesia menerima informasi tentang perlakuan yang tidak patut yang dialami oleh mereka. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia meminta penjelasan atas kebenaran informasi itu. Melalui jalur diplomasi, diperoleh informasi bahwa Pemerintah Malaysia saat ini sedang melakukan investigasi atas masalah perlakukan terhadap tiga petugas KKP tersebut.

Saudara-saudara,

Yang jelas, di masa depan, insiden seperti ini harus kita cegah, agar tidak terus menimbulkan permasalahan di antara kedua negara. Upaya ini bisa kita lakukan dengan cara segera menuntaskan perundingan batas wilayah di antara Malaysia dan Indonesia, serta bentuk-bentuk koordinasi dan kerjasama di antara kedua belah pihak, dengan semangat untuk tetap memelihara hubungan baik kedua bangsa.

Perihal penanganan terhadap 7 nelayan Malaysia yang memasuki wilayah perairan Indonesia, kepada mereka telah diambil tindakan-tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setelah prosesnya selesai mereka kita kembalikan ke Malaysia, sebagaimana kelaziman yang berlaku di lingkungan ASEAN selama ini. Perlu diketahui, dalam kasus yang sama, banyak nelayan Indonesia yang diduga memasuki wilayah perairan negara sahabat, juga dikembalikan ke negeri kita.

Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air,

Belajar dari pengalaman ini, pemerintah Indonesia berpendapat bahwa solusi yang paling tepat untuk mencegah dan mengatasi insiden-insiden serupa adalah, dengan cara segera menuntaskan perundingan batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia. Perundingan ini menyangkut batas wilayah darat dan batas wilayah maritim, termasuk di wilayah selat Singapura, dan perairan Sulawesi, atau perairan Ambalat.


Saudara-saudara,

Kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah adalah kepentingan nasional yang sangat vital. Pemerintah juga sangat memahami kepentingan itu, dan terus bekerja secara sungguh-sungguh untuk menjaga dan menegakkannya. Namun demikian, tidak semua permasalahan yang muncul dalam hubungan dengan negara sahabat selalu terkait dengan kedaulatan dan keutuhan wilayah. Oleh karena itu, kita harus bisa menilai dengan tepat setiap masalah yang muncul, agar penyelesaiannyapun menjadi tepat pula.
Meskipun demikian, sekecil apapun permasalahan yang muncul dalam hubungan bilateral, akan tetap kita selesaikan demi menunjang kepentingan nasional kita. Kita harus senantiasa menjaga citra dan jatidiri kita sebagai bangsa yang bermartabat dalam menjalin hubungan internasional, tanpa kehilangan prinsip dasar politik luar negeri yang bebas dan aktif, dan yang diabdikan untuk kepentingan bangsa kita.



Saudara-saudara sekalian,

Cara kita menangani hubungan Indonesia – Malaysia akan disimak dan diikuti oleh negara-negara sahabat di kawasan Asia, bahkan oleh dunia internasional. Selama ini sebagai Pendiri ASEAN, Indonesia sering dijadikan panutan di dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di kawasan, maupun di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu, marilah seraya kita tetap memperjuang-kan kepentingan nasional kita, karakter dan peran internasional Indonesia yang konstruktif, dan dengan semangat untuk memelihara perdamaian, terus dapat kita jaga.

Terakhir, insiden yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia baru-baru ini akan kita tuntaskan penyelesaiannya. Indonesia akan terus mendorong Malaysia untuk benar-benar menyelesaikan perundingan batas wilayah yang sering memicu terjadinya insiden dan ketegangan. Dengan demikian, dengan dapat dicegahnya ketegangan dan benturan-benturan yang tidak perlu, saya yakin permasalahan, hubungan baik dan kerjasama bilateral antara Indonesia –Malaysia akan berkembang lebih besar lagi.

Ke depan dalam hubungan antar bangsa yang lebih luas, kita harus terus menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah kita, dan terus membangun diri menjadi negara yang maju, sejahtera, dan bermartabat, dengan tetap menjaga hubungan baik dan kerjasama dengan negara-negara sahabat.
Sekian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***

Saya tidak akan men-JUDGE apakah pidato tersebut lemah atau tidak dapat menyelesaikan apa-apa. Yang jelas, harapan saya pribadi sih, semoga hubungan diplomatik antar kedua negara ini dapat diperbaiki.

Silahkan sobat menanggapinya sendiri.

Karena bagaimanapun juga, bukankah perdamaian itu jauh lebih baik dibanding dengan peperangan??

16 komentar:

  1. wah kompleks juga emang masalah hubungan bilateral Indonesia ma malaysia :32 , ane ikut ajah dah gan ma maunya pemerintah :12

    BalasHapus
  2. @mas topfiq : pokoknya sebisa mungkin jangan sampe perang lah. Perang banyak ruginyaaa.!

    ya gak.?? :D

    BalasHapus
  3. no komen deh..rame dibahas di fasbuk semalem. Ada yang bilang SBY ngalah, ada yang bilang lemah, ada juga yang mendukung, tapi buat saya apapun itu Pimpinan seharusnya melakukan apa yang harus dilakukan.

    BalasHapus
  4. seharusnya kita harus tegas sedikit terhadap negara tetangga kita itu., kalau seperti ini jadi kangen sama pak harto, dulu wktu di pimpim beliau, gag da yang brani menghina bangsa kita seperti ini.,,, majulah Indonesiaku

    BalasHapus
  5. ialah klo bisa jgan mpe ribut2...perang cuma bisa ngabisin waktu n merugikan pastinya!!
    so damai itu lebih indah,islam juga di larang mempunyai sifat dendam,tuhan lebih seneng qt sebagaimana umat manusia mempunyai sifat pemaaf...
    klo perang kn rugi di dunia rugi juga di akhirat lhooo...:44:38

    BalasHapus
  6. Gak nonoton beritanya, tapi dmasih bisa baca pidatonya... mantabs sob...Thx...

    BalasHapus
  7. @Gaphe : mas Gaphe yang baiiik, anda bilang 'Pimpinan seharusnya melakukan apa yang harus dilakukan'. kalo begitu sebenarnya yg Pak SBY lakukan sudah benar dong.

    menyikapinya dengan pidato yg menekankan perdamaian. Ya gak?

    BalasHapus
  8. @ Tembang Lawas : Cemen mas.? Lalu kriteria pemimpin yg gak CEMEN di kamus mas Tembang Lawas ini apa dong.?

    Selalu menyikapi semua permasalahan dengan amarah dan jalan yg anarkis.?? gitu mas.?

    BalasHapus
  9. @Fery : Beliau menurut saya sudah cukup tegas kok mas dab.

    (yaa..walaupun saya pribadi sih agak gregetan juga dengan sikap pemerintah yg kayaknya gak ambil pusing atas serangkaian tindakan provokatif yg dilakukan oleh negara tetangga itu)

    BalasHapus
  10. @ Warna Tulisan : kalo diliat dari apa yg beliau "sikapi" sih ya emang kurang gereget mas dab.

    "sikapi" (baca: serangkaian tindakan provokatif negara tetangga terhadap kebudayaan dan masyarakat Republik Indonesia akhir-akhir ini)

    BalasHapus
  11. @Dyntoel : Mbak Dyntul yang terhormat, emang benar kalo sebaiknya gak usah ada perang di antara kita (Republik Indonesia - negara tetangga), tapi kalo harga diri bangsa yang dilecehkan.??

    semena-mena.!!

    seenak perutnya.!!

    apa kita masih tetep "rela" untuk berdamai.??

    (komen diatas saya tulis dengan pandangan : Pro-War)

    BalasHapus
  12. @Asis Sugianto : Oke mas, makasih udah mampir dan komen..

    salam blogger INDONESIA..!!
    :)

    BalasHapus
  13. @Menjadi Blogger yang Bahagia :
    (ceritanya saya terprovokasi juga)

    GAANYAAAAAAAANNGG....!!!
    :D

    BalasHapus

Sampai disini, ada tanggapan? ;)