Selasa, 17 Agustus 2010

Tetap Duduk Sampai Akhir

Kemaren, gw dan beberapa teman-teman kampus mengadakan acara yang kerap diadakan pada saat bulan puasa, apalagi kalo bukan : BUKA PUASA BERSAMA.

Jenng..jengg..jeeenng..jeeeeeennngggg...!
(ada musik serem yang menyertai di belakang layar.)

Gw yakin (dan kalian mungkin juga berpikiran serupa) gak bakalan afdol kalo pas puasa kita gak ada buka bersama. Seenggaknya dalam 1 bulan, separah-parahnya orang yang berpuasa, pasti ada minimal 1 hari untuk buka bersama bersama orang-orang tercinta. Gw belom pernah ketemu orang yang seumur hidupnya, kalo pas bulan ramadhan, buka puasa sendirian. Yak, sendirian! SENDIRIAN.!!

Orang yang menyedihkan itu beli makanan diluar, terus dibungkus, dibawa masuk ke kamar, dan kunci pintu. Nungguin adzan sambil megang-megang perut dan kepala lantaran udah kelaperan. Begitu adzan maghrib berkumandang, dimakanlah nasi bungkus yang tadi dia beli diluar dengan lahapnya.
Dikamarnya.
Sendirian.
Tanpa ditemani siapapun.

Tragis sekali bukan?

Yaaa terlepas dari kenyang atau enggak, yang namanya buka puasa kalo sendirian itu pasti gak enak. Asli, gak enak!
Kita gak bisa bercengkrama dengan orang-orang terdekat. Gak bisa menyiapkan dan disiapkan hidangan bukaannya. Gak ada yang bisa kita ajak ngobrol dan bersenda gurau. Dan banyak lagi "gak bisa" serta "gak ada" yang lainnya.

Eniwei, kembali ke cerita.
Setelah buka bersama yang cukup gaduh dan berantakan, karena belasan orang mahasiswa yang tumpah ruah dalam kebersamaan tadi itu mungkin tidak pernah mengenal kalimat : kalo tempat berantakan, harus segera diberesin.
Cuman ada beberepa temen cewek yang bertanggung jawab dan berinisiatif tinggi yang bebersih setelah makan. Sedangkan yang lainnya? Melanjutkan acara makan bersama tadi dengan maen lempar-lemparan kartu remi dan nonton tivi. Benar-benar ciri dari pemuda-pemudi yang tak beradab.

Dan berita bagusnya adalah: gw termasuk didalamnya.

Setelah shalat isya dan shalat tarawih (kebetulan gw yang ditunjuk sebagai imanya secara paksa), sebagian teman-teman mulai "tumbang" dan pamit satu-persatu. Akhirnya sebagian orang yang tersisa sepakat untuk melanjutkan acara dengan sebuah permainan yang menyita tenaga dan pikiran bersama, yaitu main poker berjamaah.

Kenapa gw bilang permainan ini menyita tenaga dan pikiran? Kalo dianalisa sih pikiran emang tersita, lantaran kita harus menyusun kartu-kartu yang kita punya, membentuk formasi serangan yang ciamik untuk mengalahkan lawan main kita.
Nah kalo tenaga? Juga dibutuhkan wahai saudara-saudaraku. Karena orang yang kalah dalam 1 game dituntut untuk jongkok di game selanjutnya dan selanjutnya. Kalo mau duduk, ya harus memenangkan game selanjutnya. Harus jadi pemenang pertama!
Sungguh mengasyikkan dan menantang bukan?

At least, gw termasuk ke dalam orang-orang yang sangat jarang kalah! Jadi bisa menikmati permainan sambil duduk manis dan senyum mengembang.

Benar-benar malam yang menyenangkan karena gw mengakhiri pertandingan dengan tetap duduk.!

13 komentar:

  1. sama bung, saya buka n sahur juga sendirian ;-) salam kenal yaaaa

    BalasHapus
  2. Wooi.. puasa-puasa malah main poker berjamaah!..ckckck ingeet umur paak.. hahahaha *kabur sebelum dikemplang*

    BalasHapus
  3. @isma : Waduh, sabar aja mbak..
    semua akan indah pada waktunya..hallaaaah. :p

    @Gaphe : Yaaah, namanya juga anak muda Sob,mumpung masih bisa..hehe.. :D

    BalasHapus
  4. kok kaga muncul emotnya zen?

    :32

    BalasHapus
  5. gak tau saya ndro..
    bingung juga..haha

    kayaknya gagal nih emotnya, musti di revisi..! :p

    BalasHapus
  6. Blogwalking malam,..
    Sukses selalu yach

    BalasHapus
  7. @Lulus Sutopo: makasih udah menyempatkan waktunya buat mampir Sob.. :D

    BalasHapus
  8. @saudara agam : hey heeyy..
    anda yang seharusnya jongkok anak muda..! jangan curang..!

    BalasHapus

Sampai disini, ada tanggapan? ;)